Dalam hidup ini, setiap insan
pasti berhubungan dengan orang lain. Ia hidup dikelilingi tetangga kanan
dan kiri, muka dan belakangnya, dengan berbagai macam corak ragam,
tingkah laku dan latar belakangnya. Ada yang muslim, dan barangkali ada
pula yang non muslim. Ada yang multazim, dan ada pula yang fasik. Ada
yang terpelajar dan ada yang awam.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengingatkan kepada kita
pentingnya menjaga hak-hak tetangga ini. Tetangga memiliki kedudukan
yang agung dalam kehidupan beliau. Beliau bersabda:
مَا زَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِي بِالجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ
"Malaikat Jibril Alaihissallam senatiasa mewasiatkan agar aku berbuat
baik kepada tetangga, sehingga aku mengira ia (Jibril) akan memberikan
hak waris (bagi mereka)". [Muttafaqun 'alaihi].
Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam mewasiatkan Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu :
يَا أَبَا ذَرٍّ, إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاؤُهَا وَ تَعَاهَدْ جِيْرَانَكَ
"Wahai, Abu Dzar. Jika engkau memasak makanan, perbanyaklah kuahnya,
janganlah engkau lupa membagikannya kepada tetanggamu". [HR Muslim]
Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam juga memperingatkan dari bahaya menggangu tetangga.
لاَ يَدْخُلُ الجَنَّةَ مَنْ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
"Tidak akan masuk surga, seseorang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya". [HR Muslim]
Dengan akhlak seperti ini, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
telah berhasil menguasai hati, perasaan dan pikiran manusia. Sehingga,
dalam bermu'amalah kepada manusia, kita harus mengedapankan akhlak yang
terpuji.
Diriwayatkan dari Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berkata kepadaku :
اتَّقِ اللهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ.
"Bertaqwalah dimanapun engkau berada, dan iringilah perbuatan jelek
dengan perbuatan baik, niscaya akan menghapusnya, dan pergaulilah
manusia dengan akhlak yang mulia" [HR at Tirmidzi, dan ia
berkata,"Hadits hasan shahih". Juga dishahihkan oleh al Albani di dalam
kitab Shahih Sunan at Tirmidzi, no. 2516]
Demikian pula dalam bermu'amalah dengan manusia, seharusnya bersikap
santun, memilih kata-kata yang dapat menyejukkan hati. Allah Subhanahu
wa Ta'ala memerintahkan Nabi Musa dan Harun Alaihissalam untuk berkata
lemah-lembut kepada orang yang paling keras kekafirannya, yaitu Fir'aun
:" Maka berbicalah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang
lemah-lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". [Thaha/20:44].
Diriwayatkan dari Abu Dzar Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda kepadaku :
لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلِيْقٍ
"Janganlah engkau menganggap remeh suatu kebaikan, walaupun sekedar
bermanis muka ketika engkau bertemu dengan saudaramu" [Diriwayatkan oleh
Muslim]
Diriwayatkan dari 'Adiy bin Hatim Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
"Jagalah dirimu dari neraka, meskipun dengan memberikan sebutir kurma.
Jika kamu tidak mendapatinya, maka dengan mengucapkan kata-kata yang
baik".[Muttafaq alaihi]
Begitu pula, seharusnya menghindari sikap keras dalam bermu'amalah dan
kata-kata yang kasar dalam berbicara. Allah Subhanhu wa Ta'ala
berfirman, yang artinya : "Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu". [Ali Imran/3 :
159]
Diriwayatkan dari Jarir bin Abdullah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ لاَ يَرْحَمِ النَّاسَ لاَ يَرْحَمْهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
"Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia, maka Allah Azza wa Jalla pun tidak akan menyayanginya" [Muttafaqun 'alaihi]
Secara tabiat, manusia tidak suka dikasari. Sulaiman bin Mihran berkata,
"Tidaklah engkau membuat marah seseorang, lalu ia mau mendengarkan
kata-katamu."
Oleh karena itu, sikap kasar dan berlagak dalam berbicara merupakan
perkara yang dibenci oleh Nabi. Diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu
'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ
الْقِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقًا. وَإِنَّ أَبْغَضَكُمْ إِلَيَّ
وَأَبْعَدَكُمْ مِنِّي يَوْمَ الْقِيَامَةِ الثَّرْثَارُونَ
وَالْمُتَشَدِّقُونَ وَالْمُتَفَيْهِقُونَ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ
قَدْ عَلِمْنَا الثَّرْثَارُونَ وَالْمُتَشَدِّقُونَ فَمَا
الْمُتَفَيْهِقُونَ: قَالَ: الْمُتَكَبِّرُونَ
"Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan yang
paling dekat kedudukannya denganku pada hari kiamat kelak, yaitu orang
yang terbaik akhlaknya. Dan orang yang paling aku benci dan paling jauh
kedudukannya dariku pada hari kiamat kelak, yaitu tsartsarun,
mutasyaddiqun dan mutafaihiqun". Sahabat bertanya : "Ya, Rasulullah.
Kami sudah mengetahui arti tsartsarun dan mutasyaddiqun, lalu apa arti
mutafaihiqun?" Beliau menjawab,"Orang yang sombong." [HR at Tirmidzi, ia
berkata: "Hadits ini hasan". Hadits ini dishahihkan oleh al Albani
dalam kitab Shahih Sunan at Tirmidzi, no. 2018]
الثَّرْثَارُونَ (tsartsarun), banyak omong dengan pembicaraan yang menyimpang dari kebenaran.
الْمُتَشَدِّقُونَ (mutasyaddiqun), kata-kata yang meremehkan orang lain
dan berbicara dengan suara lagak untuk menunjukkan kefasihannya dan
bangga dengan perkataannya sendiri.
الْمُتَفَيْهِقُونَ (mutafaihiqun), berasal dari kata al fahq, yang
berarti penuh. Maksudnya, seseorang yang berbicara keras panjang lebar,
disertai dengan perasaan sombong dan pongah, serta menggunakan kata-kata
asing untuk menunjukkan, seolah dirinya lebih hebat dari yang lainnya.
At Tirmidzi juga meriwayatkan dari 'Abdullah bin al Mubarak rahimahullah
mengenai maksud akhlak yang mulia. Ia berkata,"Yaitu bersikap ramah,
memberikan kebaikan kepada orang lain, serta tidak mengganggunya."
Apalagi menghadapi kebanyakan orang, kita harus banyak bersabar. Jika
menolak terhadap perbuatan mereka yang kasar, lakukanlah dengan cara
yang terbaik. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya : "Dan
tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan
cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia
ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan, melainkan kepada
orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan, melainkan kepada
orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar" [Fushshilat/41 :
34-35].
Hal seperti ini telah dicontohkan langsung oleh Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam. Dalam sebuah kisah disebutkan, dari Mu'awiyah bin al
Hakam as Sulami , ia berkata :
Ketika aku mengerjakan shalat bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam, tiba-tiba ada seseorang yang bersin. Aku (pun) berkata :
"Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu)."
Orang-orang memandang ke arahku. Aku berkata: "Malangnya ibuku! Mengapa
kalian memandangku seperti itu?" Merekapun menepukkan tangan ke paha.
Setelah mengerti, bahwa mereka menyuruhku diam, maka akupun diam.
Setelah Rasulullah menyelesaikan shalat, maka demi Allah, tidak pernah
aku melihat seorang pendidik sebelum maupun sesudahnya yang lebih baik
pengajarannya daripada beliau. Demi Allah, beliau tidak membentakku,
tidak memukulku dan tidak mencelaku. Beliau hanya berkata:
إِنَّ هَذِهِ الصَّلاَةَ لاَ يَصْلُحُ فِيهَا شَيْءٌ مِنْ كَلاَمِ النَّاسِ
إِنَّمَا هُوَ التَّسْبِيحُ وَالتَّكْبِيرُ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ
"Sesungguhnya ibadah shalat tidak boleh dicampuri percakapan manusia.
Ibadah shalat hanya boleh diisi dengan ucapan tasbih, takbir dan bacaan
al Qur`an".
Atau sebagaimana yang dikatakan oleh beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Aku berkata,"Wahai, Rasulullah. Sesungguhnya aku baru saja masuk Islam.
Allah telah menurunkan dinul Islam kepada kami. Sesungguhnya di antara
kami masih ada yang mendatangi dukun."
Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menimpali: "Jangan datangi dukun!"
"Di antara kami masih ada yang suka bertathayyur," [1] lanjutku.
Rasulullah menjawab,"Itu hanyalah sesuatu yang terlintas dalam hati, maka jangan sampai mereka menangguhkan niat karenanya."
Kemudian aku lanjutkan: "Sesungguhnya di antara kami masih ada yang mempraktekkan ilmu ramal".
Rasulullah menjawab,"Dahulu ada nabi yang menggunakan ilmu ramal.
Apabila yang terjadi sesuai dengan ramalannya, maka itu hanyalah
kebetulan saja."
Mu'awiyah bin al Hakam as Sulami melanjutkan ceritanya :
"Aku memiliki beberapa ekor kambing yang digembalakan oleh salah seorang
budak wanitaku di antara gunung Uhud dan bukit Jawwaniyah. Pada suatu
hari, aku datang memeriksa kambing-kambingku. Ternyata seekor serigala
telah membawa lari seekor kambingku. Sebagaimana lumrahnya seorang
manusia, akupun marah lalu kutampar budak wanita itu. Lalu aku datang
menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengadukan
peristiwa tersebut. Beliau menganggap perbuatanku itu sangat
keterlaluan.
Maka kukatakan kepada beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Wahai,
Rasulullah. Tidakkah lebih baik jika kubebaskan saja budak wanita itu?"
Rasulullah menjawab,"Panggilah ia kemari!" Akupun memanggil budak wanita itu. Rasulullah bertanya kepadanya :
أَيْنَ اللهُ؟
"Dimana Allah?"
"Di langit," jawabnya.
"Siapakah aku?" tanya Rasulullah lagi.
"Engkau adalah utusan Allah," jawabnya. Maka Rasulullah pun berkata:
أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ
"Merdekakan ia, karena ia seorang wanita mukminah". [HR Muslim]
Coba lihat, bagaimana terjadi dialog yang panjang antara Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan Mu'awiyah bin al Hakam, yang waktu
itu ia baru saja memeluk Islam. Dengan sikap beliau Shallallahu 'alaihi
wa sallam yang santun, Mu'awiyah tergerak untuk berdialog dengan beliau.
Ia mendengarkan kata-kata beliau dan mengadukan masalah-masalah yang ia
hadapi kepada beliau.
Coba lihat penuturannya: "Demi Allah. Tidak pernah aku melihat seorang
mu'allim (pendidik) sebelum dan sesudahnya yang lebih baik pengajarannya
daripada beliau. Demi Allah, beliau tidak membentakku, tidak memukulku
dan tidak mencelaku. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam hanya berkata:
'Sesungguhnya ibadah shalat tidak boleh dicampuri percakapan manusia.
Ibadah shalat hanya boleh diisi dengan ucapan tasbih, takbir dan bacaan
al Qur`an'."
‘Aisyah Radhiyallahu 'anha menuturkan, setiap kali disampaikan kepada
beliau sesuatu yang kurang berkenan dari seeorang, beliau tidak berkata
“apa diinginkan 'fulan' (menyebut nama) berkata demikian", namun beliau
mengatakan "apa yang diinginkan 'mereka' berkata demikian”. [HR
Tirmidzi].
Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu menceritakan, pernah, suatu kali
seorang lelaki datang menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
dengan bekas celupan berwarna kuning pada pakaiannya (bekas za’faran).
Biasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sangat jarang menegur
sesuatu yang dibencinya pada seseorang di hadapannya langsung. Setelah
lelaki itu pergi, beliau pun berkata: “Alangkah elok bila engkau suruh
lelaki itu supaya menghilangkan bekas za’faran dari bajunya”. [HR Abu
Dawud dan Ahmad].
'Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda :
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِمَنْ حُرِّمَ عَلَى النَّارِ أَوْ تُحْرَمُ عَلَيْهِ
النَّارُ ؟ تُحْرَمُ عَلَى كُلِّ قَرِيْبٍ هَيِّنٍ لَيِّنٍ سَهْلٍ
"Inginkah aku kabarkan kepadamu orang yang diselamatkan dari api neraka,
atau dijauhkan api neraka darinya? Yaitu setiap orang yang ramah,
lemah-lembut dan murah hati". [HR Tirmidzi]
‘Aisyah Radhiyallahu 'anha berkata :
لَمْ يَكُنْ رَسُوْلُ اللهِ n فَاحِشًا وَلاَ مُتَفَحِّشًا, وَلاَ
صَخَّابًا فِي الأَسْوَاقِ وَلاَ يَجْزِي بِالسَّيِّئَةِ السَّيِّئَةَ,
وَلكَنْ يَعْفُو وَ يَصْفَحُ
"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bukanlah seorang yang keji,
dan (ia) tidak suka berkata keji. Beliau bukan seorang yang suka
berteriak-teriak di pasar dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan.
Bahkan sebaliknya, beliau suka memaafkan dan merelakan" [HR Ahmad].
Demikianlah akhlak beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam selaku Nabi
dengan penuh kasih sayang selalu memberi petunjuk dan memberi nasihat.
Semoga shalawat dan salam tercurah atas beliau.
"Al Husain, menuturkan keluhuran budi pekerti beliau. Ia berkata : Aku
bertanya kepada ayahku tentang adab dan etika Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam terhadap orang-orang yang bergaul dengan beliau.
Ayahku mengatakan, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa
tersenyum, berbudi pekerti luhur lagi rendah hati. Beliau bukan seorang
yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang mencela, tidak
suka mencela makanan yang tidak disukainya. Siapa saja yang
mengharapkannya, pasti tidak akan kecewa. Dan siapa saja yang memenuhi
undangannya, pasti akan senantiasa puas. Beliau meninggalkan tiga
perkara, (yaitu) riya, berbangga-bangga diri, dan dari yang tidak
bermanfaat. Dan beliau menghindarkan diri dari manusia karena tiga
perkara, (yaitu): beliau tidak suka mencela atau memaki orang lain,
beliau tidak suka mencari-cari aib orang lain, dan beliau hanya
berbicara untuk suatu maslahat yang bernilai pahala. Jika berbicara,
pembicaraan beliau membuat teman-teman duduknya tertegun, seakan-akan
kepala mereka dihinggapi burung (karena khusyuknya). Jika beliau diam,
barulah mereka berbicara. Mereka tidak pernah membantah sabda beliau.
Bila ada yang berbicara di hadapan beliau, mereka diam memperhatikannya
sampai ia selesai bicara. Pembicaraan mereka di sisi beliau hanyalah
pembicaraan yang bermanfaat saja. Beliau tertawa bila mereka tertawa.
Beliau takjub bila mereka takjub, dan beliau bersabar menghadapi orang
asing yang kasar ketika berbicara atau ketika bertanya sesuatu kepada
beliau, sehingga para sahabat Radhiyallahu 'anhum selalu mengharapkan
kedatangan orang asing seperti itu, guna mengambil manfaat. Beliau
bersabda,"Bila engkau melihat seseorang yang sedang mencari
kebutuhannya, maka bantulah dia.” Beliau tidak mau menerima pujian orang
kecuali menurut yang selayaknya. Beliau juga tidak mau memutuskan
pembicaraan seseorang, kecuali orang itu melanggar batas. Beliau segera
menghentikan pembicaraan tersebut dengan melarangnya, atau berdiri
meninggalkan majelis" [HR at Timidzi].
Tak hilang dari ingatan kita, yaitu kisah seorang Arab Badui yang buang
air kecil di dalam masjid, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
berkata kepadanya: "Sesungguhnya masjid ini bukan untuk kencing atau
membuang kotoran lainnya. Sesungguhnya masjid ini untuk dzikrullah dan
bacaan al Qur`an."
Rasulullah berkata kepada para sahabat : "Biarkanlah dia, dan siramlah
kencingnya dengan seember air. Atau segayung air. Sesungguhnya aku
diutus untuk memudahkan, bukan untuk menyusahkan".
Saking gembiranya orang Arab Badui itu, sehingga ia berdoa: "Ya Allah
ampunilah aku dan Muhammad, dan jangan ampuni selain kami berdua."
Sikap-sikap seperti ini yang diterapkan dalam bermu'amalah di antara
sesama manusia. Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah
mencontohkannya kepada kita. Demikian pula para ulama, mereka adalah
pewaris Nabi. Mereka juga telah mencontohkan sikap-sikap seperti ini
dalam bermu'amalah kepada manusia. Tidak bersikap mentang-mentang dan
semau gue. Sebagai misal, coba lihatlah akhlak yang dicontohkan Syaikh
Muhammad bin Shalih al 'Utsaimin dalam bermu'amalah kepada orang lain.
Beliau t mempunyai sifat ulama rabbani yang rendah hati, juga rajin
membantu keluarga.
Sebagaimana dikisahkan oleh Abdul Karim bin Shalih al Muqrin dalam kitab
14 'Aaman Ma'a Samahatul 'Allamah Muhammad bin Shalih bin 'Utsaimin.
Pada suatu hari, saat kami sedang merekam program Nurun 'Ala Darb pada
waktu dhuha. Tiba-tiba pintu diketuk seorang tukang pipa yang sudah
berjanji dengan syaikh untuk memperbaiki pipa air. Maka beliau
memberikan isyarat kepadaku agar menghentikan rekaman. Lalu beliau
mempersilakan tukang pipa tersebut masuk. Kemudian beliau mendatangiku
sambil tersenyum dan berkata: "Maaf ya Abu Khalid, kami memotong waktu
Anda setengah jam untuk menperbaiki pipa air yang ada di halaman."
Kukatakan: "Tidak mengapa ya Syaikh," kemudian tukang pipa itu memulai
pekerjaannya memperbaiki pipa, dan syaikh membantunya untuk memegang
beberapa perkakas tukang pipa tersebut hingga ia selesai memperbaikinya.
Untuk memanfaatkan waktu senggang tersebut aku membaca kembali soal-soal
yang akan ditanyakan kepada Syaikh. Setelah tukang pipa itu selesai
memperbaiki pipa air, ia pun keluar. Lalu Syaikh mendatangiku dengan
tersenyum.
Kisah yang lain yaitu, ketika rekaman sedang berlangsung lebih kurang
jam sepuluh pagi, tiba-tiba ada dua orang yang mengetuk pintu, lalu
Syaikh membukakan pintu dan memberikan salam. Beliau melihat, bahwa
orang ini nampaknya datang dari jauh, kemudian beliau mempersilahkan
untuk masuk dan mengabarkan kepada mereka, bahwa beliau sedang merekam
untuk acara radio. Kemudian beliau menanyakan keperluan mereka.
Salah seorang mereka berkata: "Kami datang dari salah satu kota di
negara ini yang akan menanyakan tentang masalah perceraian". Karena
salah seorang mereka telah menceraikan istrinya dan ingin rujuk. Mereka
juga membawa surat pengantar dari perwakilan dakwah yang ada di kota
mereka yang ditujukan kepada Syaikh, dan di dalamnya terdapat keterangan
yang rinci tentang duduk permasalahannya.
Setelah beliau menanyaikan beberapa permasalahan tentang perceraian
tersebut, beliau menuliskan jawaban permasalahan ini kepada kantor
dakwah dan irsyad yang ada di kota mereka. Orang tersebut kelihatannya
mempunyai beberapa kekurangan dalam melaksanakan syari'at. Ia memakai
baju yang melebihi mata kaki, dan hal lain yang menyalahi syar'i. Adapun
temannya, kelihatannya seorang yang taat.
Satu jam lamanya syaikh melayani keperluan orang ini. Setelah beliau
selesai memberikan fatwa kepada orang ini, Syaikh mengingatkannya agar
memperbaiki pakaiannya, dan memberi nasihat agar mereka berusaha
melakukan amalan-amalan kebaikan, serta menghindari hal-hal yang
dilarang syar'i. Kemudian syaikh pergi ke dalam untuk menghidangkan teh,
kopi dan kurma. Kami duduk bersama beliau sambil menikmati teh dan kopi
tersebut.
Di tengah pembicaraan kami, orang yang mempunyai permasalahan tersebut
berkata: "Ya Fadhilatusy- Syaikh. Aku banyak mempunyai kekurangan dalam
menjalankan syari'at. Namun setelah Anda menasihatiku, melepaskan dari
kesulitan yang menimpaku, dan setelah aku rujuk kepada istriku, aku
berjanji kepada Allah kemudian kepadamu, untuk istiqamah dan melakukan
amal kebaikan serta mentaati Rabb-ku."
Mendengar hal itu, Syaikh merasa gembira dan wajahnya berbinar-binar.
Kemudian kedua orang itu pamit dan mencium kening Syaikh serta berdoa
untuk beliau. Kemudian, sekitar pukul setengah dua belas kami meneruskan
rekaman. Kisah ini masih segar di ingatanku. Syaikh berkata: "Tahukah
engkau, ya Abdul Karim betapa banyak pahala yang kita peroleh jika orang
itu bertaubat, melaksanakan kebaikan dan melakukan amal shalih," lalu
beliau tersenyum dan memuji Allah, kemudian kami meneruskan rekaman.
Juga terdapat kisah lainnya. Kami bertugas di bagian perekaman. Ketika
kami merekam beberapa pertemuan untuk program siaran Nurun 'Ala Darb,
pada saat yang sama terdengar suara pekerja bangunan yang sedang bekerja
di dekat rumah beliau, yaitu tetangga beliau. Kelihatannya ia sedang
membetulkan sesuatu pada mesin, dan suara tersebut masuk ke dalam
rekaman. Syaikh Ibnu 'Utsaimin berdiri mendatangi mereka, meminta agar
mereka menghentikan pekerjaan tersebut. Ketika sampai di pintu ruangan,
beliau kembali dan bertanya: "Wahai Abdul Karim, siapa yang mulai
terlebih dahulu?"
"Mereka, ya Syaikh," jawabku.
Karena kewara'an dan kekhawatirannya, beliau membiarkan mereka bekerja,
beliau berkata: "Kalau begitu, kita tunda dulu rekaman ini sampai mereka
menyelesaikan pekerjaan tersebut".
Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati beliau dengan rahmat yang luas.
Walau bagaimanapun keadaan saudara-saudara kita sesama muslim yang awam
itu, mereka ibarat tambang emas dan perak. Jikalau Allah membuka hati
mereka untuk menerima kebenaran, maka akan menjadi asset yang berguna
bagi Islam. Bahkan kadang kala, mereka rela berkorban demi membela agama
ini.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
النَّاسُ مَعَادِنُ كَمَعَادِنِ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ خِيَارُهُمْ فِي
الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُهُمْ فِي اْلإِسْلاَمِ إِذَا فَقُهُوا
وَالْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ
وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
"Manusia ibarat barang tambang berharga seperti tambang emas dan perak.
Orang yang mulia pada masa jahiliyah, akan menjadi orang yang mulia juga
dalam Islam apabila ia berilmu. Ruh ibarat pasukan yang dikumpulkan, ia
akan bersatu jika serasi dan akan berselisih jika tidak serasi". [HR
Muslim].
Setiap orang pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan. Tidak ada manusia
yang sempurna. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengingatkan,
semua anak Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang bersalah
adalah yang cepat-cepat bertaubat. Ini merupakan asas yang paling
agung. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah meletakkan asas
tersebut dalam bermu’amalah terhadap manusia.
Jika kita membangun hubungan mu’amalah kita dan sikap kita terhadap
manusia atas dasar akhlak-akhlak yang terpuji, niscaya kita melihat
sambutan yang hangat dari mereka. Diriwayatkan dari Anas bin Malik
Radhiyallahu 'anhu, dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,
beliau bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
"Tidak beriman salah seorang dari kamu, hingga ia mencintai saudaranya
sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri". [Muttafaqun 'alaihi]
Washallallahu 'ala Nabiyyina Muhammad wa 'ala alihi wa ash-habihi wa sallam.
Maraji':
1. Al Qur`anul-Karim.
2. 14 'Aaman Ma'a Samahatul-Allamah Muhammad bin Shalih bin 'Utsaimin, Penyusun: Abdul Karim bin Shalih al Muqrin.
3. Ad-Durruts-Tsamin min Riyadhish-Shalihin, Abdul 'Aziz Sa'ad al 'Utaibi.
4. Mausu’ah Adab Islami, 'Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nidaa.
5. Bahjatun Nazhirin Syarah Riyadhush-Shalihin, Syaikh Salim bin ‘Id al Hilali.
6. Tafsir al Qur`anul-'Azhim, Ibnu Katsir.
7. Fathul Baari Syarah Shahih al-Bukhari, Ibnu Hajar al Asqalani.
7. Tuhfatul Ahwadzi Syarah Jami’ at-Tirmidzi, al Mubarakfuri.
8. Syarah Shahih Muslim, an-Nawawi.
9. Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani.
Makna Dua Kalimat Syahadat
Posted in
Label:
Religius
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah ?Shallallahu
'Alaihi Wasallam-, keluarga, para sahabat, dan umatnya hingga akhir
zaman.
Melafadzkan dua kalimat syahadat dan
mengamalkan tuntutannya merupakan rukun dasar agama Islam. Namun sayang,
banyak orang yang tidak memahaminya. Lebih dari itu, banyak yang
mencukupkannya hanya dengan mengucapkannya tanpa memahami makna dan
mengamalkan tuntutannya.
Keutamaan Dua Kalimat Syahadat
Ubadah bin Shamit Radhiyallahu 'Anhu yang mengatakan, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ
شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ
وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ
وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ عَلَى
مَا كَانَ مِنْ الْعَمَلِ
"Barangsiapa bersyahadat (bersaksi)
bahwa tiada Ilah (Tuhan) yang berhak disembah kecuali Allah semata yang
tiada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan
(bersyahadat) bahwa Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya, kalimat-Nya
yang disampaikan kepada Maryam dan ruh daripada-Nya; dan (bersyahadat)
pula bahwa surga benar adanya dan neraka benar adanya; pasti Allah
memasukkannya ke dalam surga betapapun amal yang telah diperbuatnya." (Muttafaq 'Alaih)
Dalan Shahih Muslim dan lainnya, hadits marfu' dari Utsman Radliyallah 'Anhu,
مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Barangsiapa yang meninggal sedangkan dia mengetahui makna La Ilaha Illallah pasti masuk surga." (HR. Muslim)
Dari Abu Hurairah Radliyallah 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
أَشْهَدُ
أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ لَا يَلْقَى
اللَّهَ بِهِمَا عَبْدٌ غَيْرَ شَاكٍّ فِيهِمَا إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ
"Saya bersaksi bahwa tiada tuhan
(yang berhak diibadahi) selain Allah dan aku adalah utusan Allah,
tiada-lah seorang hamba bertemu Allah (meninggal dunia) dengan membawa
keduanya tanpa ada keraguan sedikitpun pasti ia akan masuk surga." (HR. Muslim)
Dari 'Ubadah bin al Shamit Radliyallah 'Anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Siapa
yang bersaksi bahwa tiada tuhan (yang berhak diibadahi) selain Allah
dan Muhammad adalah utusan Allah, maka Allah mengharamkan neraka
atasnya." (HR. Muslim)
Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
mencukupkan dua kalimat syahadat untuk para sahabat. Yaitu untuk
mengucapkannya, mengamalkan arahannya, lalu melaksanakan konsekuensinya
berupa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan melaksanakan segala macam
ibadah, selalu mentauhidkan Allah 'Azza wa Jalla, dan menjauhi berbagai tradisi? syirik. Inilah makna ucapannya, Laa Ilaaha Illallaah. Sedangkan ikrarnya "Muhammad Rasulullah" mengharuskannya taat kepada utusan Allah ini Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan mengikutinya.
Makna di atas dipahami oleh orang yang
mengerti bahasa Arab, termasuk kandungannya yaitu nafyu (peniadaan) dan
itsbat (penetapan). Kalimat ini tidak cukup hanya dilisankan saja, namun
harus dipahami maknanya, diamalkan tuntutannya secara dzahir dan batin.
Allah Ta'ala berfirman,
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
"Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah." (QS. Muhammad: 19)
وَلَا يَمْلِكُ الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الشَّفَاعَةَ إِلَّا مَنْ شَهِدَ بِالْحَقِّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
"Dan sembahan-sembahan yang mereka
sembah selain Allah tidak dapat memberi syafaat; akan tetapi (orang yang
dapat memberi syafaat ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan
mereka meyakini (nya)." (QS. Al Zukhruf: 86) dan ayat semisal yang menjelaskan ilmu (memahami makna) menjadi syarat kalimat syahadatain.
Karena itulah, ketika seorang musyrik
mengucapkan dua kalimat syahadat secara dzahir dia dilindungi dan
darahnya dijaga sehingga dia diuji dan dilihat setelah itu. Jika dia
istiqamah di atas agamanya dan konsisten dengan tauhidnya serta
mengamalkan ajaran Islam, maka dia sebagai muslim. Dia mendapat hak dan
kewajiban sebagaimana kaum muslimin lainnya. Jika dia menyelisihi
tuntutan syahadatnya, meninggalkan sebagian syariat Islam dengan
menentang dan mengingkarinya, atau menghalalkan sesuatu yang sudah
sangat jelas keharamanya, maka kalimat ini tidak bisa menjaminnya.
Banyak cendekiawan dan kaum awam pada
zaman sekarang, entah karena bodoh atau taklid, telah rusak akidah
mereka dan tumbuh kejahilan terhadap dien dan arahan dua kalimat
syahadat ini. Bahkan, makna bahasa Arab secara umum, karenanya tidak
heran jika mayoritas mereka tidak memahami makna dua kalimat syahadat.
Mereka menganggap cukup membacanya berulang-ulang disertai keyakinan
mendapat pahala besar, kebaikan, terjaga harta dan darah, tanpa memahami
maknanya dan mengamalkan tuntutannya. Sehingga kita saksikan, orang
yang mengikrarkan dua kalimat syahadat, ia dengan terang-terang
melakukan hal yang membatalkannya, Karena itulah, sangat dibutuhkan
penjelasan makna dua kalimat syahadat ini sebagai Iqamatul Hujjah
bagi orang yang tindakannya bertentangan dengan tuntutannya dan
meyakini kalimat syadahat cukup dibaca berulang-ulang lantas menjadi
muslim yang sempurna tauhidnya.
Makna Kalimat Laa Ilaaha Illallaah
Para du'at dan ulama sangat memperhatikan materi kalimat tauhid, terutama tentang maknanya. Syaikh Sulaiman bin Abdillah dalam Taisir al 'Aziz al Hamiid,
hal 53 menjelaskan, "Makna Laa Ilaaha Illallaah adalah tidak ada yang
diibadahi dengan benar kecuali tuhan yang satu, yaitu Allah yang Esa
tidak ada sekutu bagi-Nya, sebagaimana firman Allah Ta'ala:
وَمَاً أَرْسَلْنَا مِن قًبلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّ نُوحِيَ إِلَيْهِ أَنَّهُ لاَ إِلَهً إِلاَّ أَنَاْ فَاعْبُدُونِ
"Dan Kami tidak mengutus seorang
rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya
tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian
akan Aku"." (QS. Al Anbiya': 25)
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُواْ اللّهَ وَاجْتَنِبُواْ الطَّاغُوتَ
"Dan sesungguhnya Kami telah
mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): 'Sembahlah Allah
(saja), dan jauhilah Thaghut itu'." (QS. Al Nahl: 36)
Benar, bahwa makna al-Ilaah adalah al-ma'bud (yang diibadahi). Karena inilah, ketika Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berbicara kepada kafir Quraisy, "Ucapkan Laa Ilaaha Illalaah!" mereka menjawab, "Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan." (QS. Shaad: 5)
Kaum Huud berkata, "Apakah kamu
datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah saja dan
meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami?" (QS. Al A'raaf: 70) Padahal Nabi Huud hanya mengajak mereka kepada Laa Ilaaha Illallaah.
Inilah makna Laa Ilaaha Illallaah, yaitu
ibadah kepada Allah dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya. Itulah
maksud kufur dengan taghut dan iman kepada Allah.
Kalimat agung ini mengandung makna bahwa
selain Allah bukan tuhan. Pengakuan tuhan selain Allah merupakan
kebatilah terbesar, dan menetapkan selain Allah sebagai tuhan adalah
kezaliman yang terburuk. Tak seorangpun berhak diibadahi selain Allah,
sebagaimana tidak pantas disebut tuhan kecuali hanya Allah.
Kalimat ini juga mengandung Nafyu Ilahiyah
(meniadakan ketuhanan) selain Allah dan mentapkannya hanya untuk Allah
semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Karena itu, kalimat ini memerintahkan
untuk menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang disembah dan
melarang menjadikan tuhan bersama Allah.? Nafyu dan itsbat inilah yang dipahami oleh orang yang diseru kepada tauhid atau kalimat Laa Ilaaha Illallaah.
Semua bentuk ibadah yang hadir kerena
pengabdian hati kepada Allah dengan cinta, ketundukan, dan kepatuhan
kepada-Nya semata masuk dalam kategori uluhiyah. Maka wajib mengesakan
Allah dengan ibadah itu, seperti doa, rasa takut, kecintaan, tawakkal,
taubat, menyembelih, bernadzar, sujud, dan macam ibadah lainnya. Wajib
memberikan semua itu kepada Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya.
Lalu siapa yang memberikan sedikit saja dari ibadah tadi kepada selain
Allah maka dia telah menjadi musyrik walau ia mengucapkan Laa Ilaaha
Illallaah; jika tidak mengamalkan tuntutannya, berupa tauhid dan
ikhlash.
Makna Syahadat Muhammad Rasulullah
Dalam mengikrarkan kalimat syahadat
harus disertai dengan mengetahui maknanya. Keduanya saling berkaitan,
tidak bisa dipisahkan. Maka bagi orang yang mengucapkannya wajib
mengetahui maksud kalimat itu, meyakini maknanya, dan menerapkannya
dalam hidup.
Dan setelah kita memahami bahwa Laa
Ilaaha Illallaah tidak cukup dilafadzkan saja, begitu juga dalam kalimat
pasangannya (Muhammad Rasulullah), harus disertai dengan membenarkan
risalahnya, komitmen dengan makna dan tuntutannya. Yaitu keyakinan yang
menghujam dalam hati bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam diutus oleh Tuhannya 'Azza wa Jalla,
Dia telah memandatkan syari'at ini sebagaimana risalah (kerasulan),
memerintahkan untuk menyampaikannya kepada umat, dan mewajibkan kepada
seluruh umat untuk menerima risalahnya dan berjalan di atasnya.
Rasulullah Manusia Mulia dan Istimewa
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah spesialis dalam risalah ini. Allah Ta'ala berfirman,
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ
"Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya." (QS. Al Qashash: 68)
"Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan." (QS. Al An'aam: 124)
"Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik." (QS. Shaad: 47)
Ayat-ayat serupa sangat banyak yang
menunjukkan bahwa para rasul dari kalangan manusia yang telah Allah
muliakan, Allah pilih dan sucikan, sehingga mereka layak untuk mengemban
risalah, penjaga syariat dan agama-Nya, dan menjadi perantara antara
Dia dengan Hamba-hamba-Nya. Allah telah menyebutkan kondisi sebagian
kaum yang mendustakan para rasul, mereka telah berkata kepada rasul
mereka, "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami juga." (QS. Ibrahim: 10) Lalu para rasul menjawab,
إِنْ نَحْنُ إِلَّا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَمُنُّ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ
"Kami tidak lain hanyalah manusia
seperti kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia
kehendaki di antara hamba-hamba-Nya." (QS. Ibrahim: 11)
Terlebih lagi Nabi kita Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam
sebagai penutup para rasul dan seorang rasul termulia, Allah telah
mengistimewakan beliau daripada rasul sebelumnya. Beliau adalah makhluk
pilihan yang diangkat menjadi rasul untuk seluruh makhluk dari kalangan
jin dan manusia.
Nabi Muhammad Maksum dari Kesalahan
Umat sepakat bahwa para nabi semuanya
maksum (terjaga) dari dosa besar, karena bisa menghilangkan sifat
istimewa dan pilihan. Hal ini karena Allah akan mengembankan risalah-Nya
kepada mereka agar disampaikan kepada seluruh manusia. Karena itu,
mereka harus bisa menjadi teladan bagi umatnya, memberi peringatan agar
menjauhi kekufuran dan dosa, kefasikan dan maksiat. Seandainya kesalahan
dan kemaksiatan itu nyata pada mereka, maka musuh-musuh Islam punya
bahan untuk mencela pribadi mereka dan merusak syari'at yang mereka
bawa. Ini akan menghilangkan hikmah Allah Ta'ala.
Sesungguhnya di antara bentuk
rahmat-Nya, Dia menjaga para nabi-Nya dari mengerjakan
kesalahan-kesalahan ini, Allah sendiri juga melarang mereka, menjelaskan
keburukan yang ditimbulkannya; sebagaimana Dia mejadikan mereka sebagai
teladan dalam zuhud dan menjauhi syahwat dunia yang bisa menyibukkan
dari negeri akhirat. Namun, boleh jadi dosa-dosa kecil bisa terjadi pada
mereka sebagai ijtihad, tapi tidak menjadi ketetapan, tidak merusak
kredibilitasnya, dan tidak menghilangkan kenabian dari mereka. Semua itu
sebagai bukti bahwa mereka manusia biasa yang tidak tahu ilmu ghaib dan
tidak menyandang sedikitpun dari sifat rububiyyah.
Para mufassir dan ulama telah menyebutkan sebagian kejadian itu, seperti firman Allah Ta'ala:
وَلَا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
"Dan janganlah kamu mengusir
orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari,
sedang mereka menghendaki keridaan-Nya." (QS. Al An'aam: 52)
Dan firman-Nya,
وَإِنْ
كَادُوا لَيَفْتِنُونَكَ عَنِ الَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ لِتَفْتَرِيَ
عَلَيْنَا غَيْرَهُ وَإِذًا لَاتَّخَذُوكَ خَلِيلًا وَلَوْلَا أَنْ
ثَبَّتْنَاكَ لَقَدْ كِدْتَ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْئًا قَلِيلًا
"Dan sesungguhnya mereka hampir
memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu
membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu
tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Dan kalau Kami
tidak memperkuat (hati) mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit
kepada mereka." (QS. Al Isra': 73-74)
Kejadian semacam itu yang dilakukannya
sebagai bentuk ijtihad karena menyangka ada maslahat yang besar,
sedangkan Allah tahu semua itu tidak akan terwujud. Kemudian Allah
menjaga beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam dari melakukannya
krena bisa merusak sifat kerasulan dan sebagai manusia pilihan. Juga
karena berseberangan dengan arahan beliau untuk menjauhi kekufuran,
kefasikan, dan maksiat.
Dari sisi tabligh (menyampaikan) pesan
Allah berupa syari'at, maka para ulama bersepakat atas kemaksuman beliau
bahkan kemaksuman seluruh nabi dalam menyampaikan risalah Allah, berupa
wahyu dan syariat, bahkan Allah telah menjaga beliau dari kesyirikan,
zina dan semisalnya, jauh sebelum menjadi Nabi.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah bersabda, "Aku
tidak pernah kepingin sesuatu yang biasa dilakukan orang-orang
jahiliyah dan aku juga tidak pernah kepingin melakukan keburukan
sehingga Allah memuliakanku dengan risalah-Nya." (Disebutkan oleh al Qadli 'Iyadh dalam kitabnya al-Syifa dan lainnya)
Ibnu Ishaq berkata dalam sirahnya, "Ketika Rasullullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah
beranjak dewasa, Allah menjaganya, melinduginya dari kotoran dan
keburukan jahiliyah. Ketika ingin memuliakannya dan menjadikannya
sebagai rasul ?di kala itu berada di atas agama kaumnya- sehingga beliau
menjadi seorang pemuda yang paling mulia perilaku dan akhlaknya, paling
bagus pergaulannya, paling baik kepada tetangganya, paling gagah
posturnya, paling amanat dan paling jauh dari sifat dan akhlak tercela
yang bisa mengurangi kemuliaan dan kesuciannya, sampai-sampai mendapat
julukan dari kaumnya sebagai Al Amiin (sangat terpercaya). . ." ?Wallahu
Ta'ala A'lam.
Perintah Berdakwah
Posted in
Label:
Religius
Allah Taala telah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk
melakukan dakwah. Orientasi dakwah yang Allah taala perintahkan adalah
menyeru dan mengajak manusia kepada jalan Tuhan (ilâ sabili rabbika)
yaitu menjadi hamba-hamba Allah taala yang tunduk dan patuh kepadaNya
dengan cara-cara yang bijaksana (bil hikmah) dan memberikan
nasehat-nasehat dengan cara yang baik pula (wal mau’izhatil hasanah).
Sebagaimana Allah taala berfirman:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(an-Nahl [16]:125)
Rasulullah SAW pun dalam implementasinya terhadap ayat tersebut bersabda ballighû ‘annî walau ayah wa hadditsû ‘an banî isrâîl wa lâ haraja wa man kadzaba ‘alayya muta’ammidan falyatabawwa’ maq’adahu min an-nâr.(H.R Bukhari). Yang artinya : sampaikanlah dariku walaupun satu ayat. Kalian boleh menyampaikan riwayat (yang benar) dari kalangan Bani Israil, namun juga tidak berdosa (jika kalian tidak menyampaikannya). Barangsiapa yang sengaja berdusta dengan mengatasnamakan aku, maka bersiap-siaplah masuk neraka.(H.R Bukhari).
Begitu pentingnya perintah untuk berdakwah ini sehingga Rasulullah SAW
menekankan kepada umatnya untuk berdakwah walaupun yang disampaikan
hanyalah satu ayat al-Quran saja. Oleh karena itu dakwah adalah bagian
integral dari umat Islam yang harus diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Syaikh Ali Mahfuzh yang juga murid dari Syaikh Muhammad
Abduh memaparkan pandangannya mengenai konsep dakwah dan batasannya
sebagai berikut : Membangkitkan kesadaran manusia di atas kebaikan dan
bimbingan, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang
munkar, supaya mereka memperoleh keberuntungan kebahagiaan di dunia dan
di akhirat. Jadi salah satu cara untuk memperoleh keberuntungan dan
kebahagiaan di dunia dan akhirat yaitu dengan cara menjadikan dakwah
bagian dari kehidupan orang-orang mukmin.
Kesombongan, Dosa yang sulit dihindari
Posted in
Label:
Religius
Selasa, 26 November 2013

Sesungguhnya mudah bagi seseorang meninggalkan dosa-dosa besar, namun
ada beberapa dosa yang bersifat halus dan tersembunyi sehingga tidak
disadari seseorang, atau kalau pun yang bersangkutan menyadarinya tetap
saja sulit baginya untuk membuangnya. Sebagai contoh, demam typhus yang
merupakan penyakit berat yang diikuti demam tinggi, bisa segera diobati
dengan obat yang tepat, tetapi tuberkulosa yang bekerja diam-diam tak
terlihat malah lebih sulit pengobatannya.
Begitu juga dengan dosa-dosa halus yang tersembunyi dengan akibat
manusia bersangkutan tidak bisa mencapai derajat keruhanian yang luhur.
Bentuknya adalah dosa-dosa akhlak yang menimbulkan gangguan dalam
kehidupan sosial. Perbedaan sedikit saja dalam status sosial telah
menimbulkan kedengkian, kebencian, kecemburuan, kemunafikan dan
ketakaburan dimana seseorang lalu memandang rendah saudaranya. Kalau ada
seseorang yang melakukan shalat secara patut selama beberapa hari dan
orang-orang memujinya karena itu, ia lalu menjadi korban kesombongan dan
rasa harga diri tinggi sehingga kehilangan ketulusan yang sebenarnya
menjadi tujuan pokok daripada peribadatan.
Jika Allah s.w.t. mengaruniakan kekayaan, pengetahuan, status sosial
yang tinggi atau kehormatan, orang cenderung mulai memandang rendah
saudaranya yang lain yang tidak memperoleh karunia tersebut. Bila karena
sifat keras kepala atau rasa permusuhan, hubungan seseorang dengan
saudaranya menjadi buruk, biasanya ia cenderung menyibukkan dirinya
siang dan malam mencari-cari kesalahan saudaranya atau mengadukannya
kepada yang berwenang dengan cerita kelemahan yang dikarang-karang agar
ia bisa menggantikan posisi saudaranya itu, padahal ia sendiri yang
mempunyai kelemahan dimaksud.
Semua itu merupakan dosa-dosa tersembunyi yang sulit dibuang. Sifat
takabur/kesombongan termasuk di dalamnya dan dimanifestasikan dalam
berbagai bentuk. Para pemuka agamapun juga ada yang menderita penyakit
ini berkaitan dengan pengetahuan yang dimilikinya. Mereka menyibukkan
diri sepanjang waktu mencari-cari kesalahan satu sama lain di bidang
intelektual dengan tujuan mempermalukan dan merendahkan yang lainnya.
Sulit sekali mengenyahkan dosa-dosa halus seperti itu padahal termasuk
dosa yang tidak diampuni menurut kaidah Ilahi.
Tidak hanya manusia awam yang terjangkiti dosa ini, karena juga terdapat
pada orang-orang yang biasa menghindari dosa-dosa umum serta dipandang
sebagai ulama, cendekiawan atau mereka yang berderajat tinggi.
Terhindarnya dari dosa-dosa tersembunyi tersebut bagaikana sejenis
kematian. Sampai seseorang lepas dari kegelapan dosa demikian maka ia
tidak akan pernah mencapai kesucian nurani dan menjadi pewaris dari
segala anugerah dan keluhuran yang dikaruniakan Allah s.w.t. kepada
mereka yang telah disucikan kalbunya.
Beberapa orang menganggap dirinya telah lepas dari keburukan akhlak
demikian, tetapi ketika mereka bertemu dengan orang lainnya, langsung
saja mereka bangkit dan tidak mampu menekan perasaan memandang diri
lebih serta ketakaburan mereka dengan memperlihatkan manifestasi akhlak
rendah yang mereka kira telah mereka tinggalkan. Pada saat seperti
itulah akan terlihat bahwa mereka sebenarnya belum lepas dari dosa-dosa
dimaksud dan belum memperoleh kemaslahatan serta masih jauh dari tingkat
kesucian kalbu yang menjadi ciri dari orang-orang muttaqi.
Semua ini menunjukkan bahwa kesucian akhlak adalah suatu hal yang sangat
sulit dicapai dan tak mungkin diperoleh tanpa rahmat Allah s.w.t.
Rahmat demikian bisa diperoleh dengan tiga cara, yaitu, pertama,
berusaha dan berencana, kedua, shalat dan berdoa, dan ketiga, memelihara
silaturrahmi dengan seorang yang muttaqi. (Khutbah-khutbah, hal.
17-18).
Langkah sederhana menghemat energi
Posted in
Label:
Social
Sabtu, 23 November 2013
Perkembangan zaman dan kemampuan berfikir manusia dalam menciptakan teknologi memungkinkan kehidupa manusia menjadi mudah dan nyaman. Keberadaan alat seperti mobil, motor, lampu, televisi, kulkas, komputer dan sebagainya. Disisi lain, penggunaan yang berlebihan dan pertambahan populasi penduduk juga dapat meningkatkan kebutuhan energi.
Diperkirahan bahwa 90% pembangkit listrik bersumber dari bahan bakar minyak dan batubara. Akhir-akhir ini sudah menjadi gejala menuju krisis energi dan bahan bakar serta makin tingginya harga minyak dunia. Pada situasi demikian, hal yang sebaiknya dilkukan adalah dengan melakukan penghematan energi atau penciptaan energi alternatif yang ramah lingkungan. Apabila dilakukan penghematan energi maka kita dapat menghemat biaya dan mengurangi dampak negatif dari emisi yang dihasilkan dari penggunaan energi yang berlebihan.
Berikut ini diuraikan langkah nyata sederhana dalam kehidupan sehari-hari untuk menghemat energi.
- Menggunakan lampu hemat energi misalnya lampu neon yan glebih bersifat hemat energi daripada lampu bohlem. Disiang hari dapat menggunakan penerang alami secara optima.
- Membentuk perilaku dan kebiasaan diri untuk menggunakan listrik saat diperlukan, secara bergantian, dan tidak berlebihan.
- Mematikan televisi, keran air, komputer atau lampu jika sudah tidak digunakan.
- Jika memungkinkan untuk mengeringkan pakaian secara alami di bawah sinar matahari.
- Menggunakan alat rumah tangga atau kantor yang bersifat hemat energi dan ramah lingkungan, seperti pendingin ruangan dan kulkas dengan freon ayng ramah lingkungan
- Mengefisienkan pemakaian energi di tempat umum, seperti di pusat perbelanjaan, perkantoran, terminal, jalan raya, bandara, stasiun dan sebagainya.
- Mengdesain rumah atau gedugn hemat energi, misalnya pencahayaan yang baik dengan cukup ventilasi, sehingga mengurangi penggunaan lampu di siang hari, mempergunakan bahan atap bangunan yang dapat mendinginkan suhu di dalam ruangan seperti atap berbahan tanah atau keramik, menaruh tanaman hias di dalam rumah untuk menyejukkan udara di dalam ruangan dan sebagainya.
- Pemerintah meyediakan fasilitas kendaraan umum massal secara efektif dan efisien.
- Pemerintah menyusun kebijakan dan memberikan penghargaan atau apresiasi positif atas segala upaya atau inovasi penghematan energi.
- Mensosialisasikan kegiatan-kegiatan yang bersifat menghemat energi.
- Memakai jenis pakainan yang nyaman dan sesuai kondisi cuaca dan suhu udara, sehingga mengurangi penggunaan energi untuk pendingin atau pemanas ruangan
- Mengembangkan dan melakukan penelitian untuk energi alternatif, misalnya energi biodiesel.
Oleh karena itu, sebaiknya kita memulai menghemat penggunaan energi di manapun kita berada, dirumah di sekolah, ditempat kerja dan di lingkungan sekitar. Dengan demikian, bumi menjadi tempat tinggal yang nyaman dan lestari untuk anak dan cucu kita kelak.
Upaya pencegahan atas pencemaran lingkungan oleh Masyarakat
Posted in
Label:
Social
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup dijelaskan bahwa upaya penanganan terhadap permasalahan pencemaran terdiri dari langkah pencegahan terhadap permasalahan pencemaran terhadap permasalahan pencemaran terdiri dari langkah pencegahan dan pengendalian.
Upaya pencegahan adalah mengurangi sumber dampak lingkungan yang lebih berat. Ada pun penanggulangan atau pengendaliannya adalah upaya pembuatan standar bahan baku mutu lingkungan, pengaweasan lingkungan dan penggunaan teknologi dalam upaya mengatasi masalah pencemaran lingkungan. Secara umum, berikut ini merupakan upaya pencegahan atas pencemaran lingkungan.
- Mengatur sistem pembuangan limbah industri sehingga tidak mencemari lingkungan
- Menempatkan industri atau pabrik terpisah dari kawasan permukiman penduduk
- Melakukan pengawasan atas penggunaan beberapa jenis pestisida, insektisida dan bahan kimia lain yang berpotensi menjadi penyebab dari pencemaran lingkungan.
- Melakukan penghijauan.
- Memberikan sanksi atau hukuman secara tegas terhadap pelaku kegiatan yang mencemari lingkungan
- Melakukan penyuluhan dan pendidikan lingkungan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang arti dan manfaat lingkungan hidup yang sesungguhnya.
DAMPAK INTERNET BAGI REMAJA
Posted in
Label:
Social
Internet(Interconnected Networks) adalah jaringan komputer yang menghubungkan komputer satu dengan lainnya di seluruh dunia di mana terdapat banyak infomasi di dalamnya. Internet memberikan banyak dampak positif dengan informasi-informasi di dalamnya, tetapi di pihak lain internet juga menimbulkan dampak negatif karena informasi yang terdapat dalam internet sulit untuk dibatasi, berbagai macam informasi dalam berbagai bentuk dan tujuan bercampur menjadi satu di mana untuk mengaksesnya hanya perlu memasukkan beberapa kata kunci saja.
Terlepas dari dampak yang ditimbulkan internet, internet adalah sebuah teknologi komunikasi baru yang memudahkan penggunanya dalam memperoleh informasi. Saat ini penggunanaan internet semakin pesat, mayoritas masyarakat di dunia telah menggunakan kecanggihan internet ini untuk berbagai keperluannya, mulai dari keperluan pribadi, organisasi, hingga dinas, karena penggunaan internet dinilai lebih praktis dan efisien.
Pengaruh internet sangat besar. Sampai-sampai telah mempengaruhi gaya hidup masyarakat. Saat ini hampir tidak ada yang lepas dari pengaruh internet, bahkan sekarang pemerintah pun juga memanfaatkan kecanggihan internet untuk menyampaikan informasi kepada publik, misalnya informasi tentang suatu kota, mempromosikan pariwisata, E-KTP, dll.
Dunia pendidikan adalah salah satu bidang yang memanfaatkan internet untuk kepentingan peningkatan kualitas suatu institusi pendidikan. Pendidikan memang pemegang peran penting dalam kemajuan suatu bangsa dan negara, karena dunia pendidikanlah yang mencetak para generasi penerus bangsa. Internet dapat dikatakan sebagai perpustakaan maya yang menyimpan berbagai ilmu pengetahuan di dalamnya. Internet dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan alternatif.
Dalam penggunaan internet, para remajalah yang menduduki peringkat pertama. Internet sudah menjadi bagian dari gaya hidup mereka. Hampir setiap aktivitas remaja dipengaruhi oleh internet, mulai dari penggunaan jejaring sosial, hingga pendidikan mereka. Internet ini memberikan banyak manfaat bagi mereka, yaitu :
1. Sebagai media yang dapat membantunya mencari informasi untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya.
Internet menyediakan informasi-informasi yang dapat dijadikan referensi untuk mengerjakan tugas-tugas dari sekolah.
2. Sebagai sumber pengetahuan alternatif.
Berbagai ilmu pengetahuan mulai dari umum sampai ilmu pengetahuan untuk pendidikan formal terdapat di internet.
3. Sebagai sarana hiburan ringan melaui film, game, music dll. untuk sekedar melepas jenuh dari tugas, pelajaran di sekolah.
Dengan kesibukan di sekolah para siswa harus menyeimbangkan kerja otaknya dengan memberikan hiburan-hiburan ringan guna menghindari stress ringan akibat otak kiri bekerja keras tanpa diimbangi otak kanan.
4. Mencari teman baru atau sekedar berkomunikasi dengan teman melaui jejaring sosial, seperti facebook, tweeter, blog, dll.
Jejaring sosial juga dapat digunakan para pelajar untuk berdiskusi jarak jauh untuk menyelesaikan tugas dari sekolah.
5. Mencari informasi tentang hal-hal baru atau yang sedang digemari para remaja seperti, K-POP, suffle dance, basket, dll.
Hal ini dapat membuat remaja dapat menyalurkan bakat mereka dalam bidang non-akademis.
6. Mencari informasi tentang idola mereka.
Informasi yang mereka dapat memotivasi mereka untuk belajar. Tanpa seorang idola mungkin hidup seperti tanpa tujuan bagi remaja, mereka perlu sosok yang dapat membuat mereka termotivasi untuk menjadi generasi yang berguna bagi bangsa, karena remaja masih dalam tahap perkembangan.
7. Remaja menjadi semakin kreatif.
Internet dapat menjadi salah satu sarana untuk menyalurkan daya kreatifitas mereka, seperti membuat cerita fiksi lalu di postkan di sebuah blog, dll.
8. Mereka tidak gaptek(gagap teknologi).
Mereka dapat mengikuti perkembangan zaman dan teknologi yang hampir seluruhnya menggunakan kecangihan internet.
9. Internet sebagai sarana belajar bisnis.
Tidak sedikit para remaja yang saat ini menggunakan internet sebagai sarana berbisnis, seperti jual beli online, pembuatan dan pengelolaan website yang menyediakan referensi untuk tugas para pelajar, dll.
Dan masih banyak lagi manfaat internet bagi remaja, karena internet merupakan teknologi yang menyediakan informasi tanpa batas, maka manfaat juga sebanding.

a. Kejahatan penculikan terhadap remaja melaui jejaring sosial di dunia maya(internet)
b. Penipuan dalam jual beli online.
c. Membuat remaja menjadi malas, karena waktu untuk bekerja membantu orang tua atau belajar tersita untuk berinternet, sehingga tugas-tugas sekolah sering terlantar.
d. Para remaja menjadi terlalu bergantung pada internet dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Padahal tugas sekolah yang seharusnya dibuat sendiri, sering dikerjakan dengan copy paste dari suatu alamat wap atau blog.
e. Pikiran para remaja teracuni oleh sesuatu yang dapat merusak moral seperti film, gambar, foto, bacaan, dll. yang bersifat pornografi.
f. Sosialisasi remaja dalam masyarakat berkurang, karena para remaja menjadi lebih suka dan nyaman bersosialisasi dalam dunia maya. Mereka jarang keluar rumah, mereka lebih suka menatap komputer atau laptopnya untuk berinternet hingga lupa waktu.
Jadi internet menimbulkan mafaat yang tiada batas bagi penggunanya, meskipun dalam kenyataan masih terdapat penyalahgunaan internet yang dapat membawa pengaruh kurang baik bagi mereka.
Solusi untuk mengatasi dampak negatif internet adalah peran orangtua. Peran orang tua sangatlah penting dalam meminimalisir dampak merugikan dari internet. Orangtua diharapkan berperan dalam mengawasi dan mengingatkan para remaja agar tidak melalaikan tugas utama mereka, yaitu belajar. Sehingga tugas perkembangan yang harus mereka peroleh selama masa remaja dapat tercapai dan menjadi bekal dalam menyongsong masa depan. Yang tidak kalah pentingnya adalah faktor dari dalam diri sendiri, karena keimanan dari dalam dirilah yang dapat membentengi diri dari semua pengaruh atau dampak negatif suatu apapun.
Apa itu kenakalan remaja?
Posted in
Label:
Social
Kamis, 21 November 2013
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa transis.
Definisi kenakalan remaja menurut para ahli
- Kartono, ilmuwan sosiologi “Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah juvenile delinquency merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang”.
- Santrock “Kenakalan remaja merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal.”
Sejak kapan masalah kenakalan remaja mulai disoroti?
Masalah kenakalan mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat.
Jenis-jenis kenakalan remaja
- Penyalahgunaan narkoba
- Seks bebas
- Tawuran antara pelajar
Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
1. Faktor internal:
- Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
- Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
2. Faktor eksternal:
- Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
- Teman sebaya yang kurang baik
- Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
Hal-hal yang bisa dilakukan/ cara mengatasi kenakalan remaja:
- Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
- Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
- Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.
- Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
- Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Langganan:
Postingan (Atom)
Diberdayakan oleh Blogger.